BEST SELLER
Information
Untuk Pemesanan Bisa menghubungi
085768163692
pin.BB : 22CDABDB
085768163692
pin.BB : 22CDABDB
About Me
Followers
Label:
Novel dan Cerita,
Semua Buku
DETAIL
ORDER
![]() |
MENCARI RATU ADIL MENURUT RAMALAN JAYABAYA
Rp 35.000
PEMESANAN
085768163692
|
Detail Buku
Judul | Mencari Ratu Adil Menurut Ramalan Jayabaya |
No. ISBN | 9789791683548 |
Penulis | D. Soesetro & Zein al Arief |
Penerbit | NARASI |
Tanggal terbit | Februari 2014 |
Jumlah Halaman | 100 |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Seri Ramalan Sang Pujangga Nusantara |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Ramalan Jayabaya muncul sejak ratusan tahun yang lalu, yaitu sejak abad XII. Apa yang menarik dari ramalan Jayabaya adalah bahwa prediksi (ramalan) tersebut dianggap memiliki akurasi dan ketepatan tersendiri bahkan dalam konteks kehidupan hari ini. Menjadi wajar kemudian jika dalam situasi yang penuh kekacauan (chaos) seperti yang terjadi hari ini, orang banyak berpaling pada Ramalan Jayabaya untuk mencari jawaban dari suatu misteri. Misteri tentang kehancuran dan kejayaan bangsa Nusantara. Pengungkapan akan misteri ini menjadi sangat mungkin terutama pada saat berbagai analisis yang konon katanya ilmiah tidak sanggup memberikan jawaban yang memadai mengenai kacaunya situasi dan kondisi kehidupan dunia hari ini.
Ramalan Jayabaya terutama mengupas pelbagai hal menyangkut nasib Jawa (Nuswantoro) sampai tahun 2100 nanti. Banyak orang mengakui bahwa Ramalan Jayabaya itu benar. Kenyataannya, banyak sekali kejadian yang cocok dengan apa yang terkandung dalam Ramalan Jayabaya. Misalnya, tentang penjajahan Jepang di Indonesia yang hanya berlangsung seumur jagung, datangnya benturan antara tradisi dan kebudayaan modern, datangnya bangsa berkulit pucat yang membawa tongkat yang bisa membunuh dari jauh dan bangsa berkulit kuning dari Utara ( jaman penjajahan ), “kreto mlaku tampo jaran”, “Prau mlaku ing nduwur awang-awang”, kereta tanpa kuda dan perahu yang berlayar di atas awan (mobil dan pesawat terbang?), dan bahkan (mungkin) Jayabaya juga meramalkan global warming, “Akeh udan salah mongso”, datangnya masa dimana hujan salah musim..serta berbagai hal menarik lainnya.
Siapakah Jayabaya? Kondisi apa yang sudah terjadi dan menjadi bukti kebenaran akan Ramalan Jayabaya? Siapa tokoh calon pemimpin Nusantara menurut Ramalan Jayabaya? serta apa rahasia-rahasia lain yang terkandung dalam Ramalan Jayabaya? Temukan semuanya dalam buku ini.
Label:
Novel dan Cerita,
Semua Buku
DETAIL
ORDER
Sebagian masyarakat Indonesia meyakini bahwa "Ratu Adil" atau Satrio Piningit ialah sosok pemimpin yang mampu membawa Nusantara atau Bangsa Indonesia menuju negara yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kertoraharjo (kaya sumber daya alam dan subur, aman, tentram, dan sejahtera). Bung Karno Sang Proklamator Bangsa Indonesia pun di suatu kesempatan pernah menyatakan bahwa, kelak suatu saat nanti Bangsa Indonesia akan dipimpin oleh seorang "Ratu Adil" atau Satrio Piningit yang mampu membawa Bangsa Indonesia menuju zaman keemasan.
"Tuan-tuan Hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya "Ratu Adil". Apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat? Tak lain ialah karena hati rakyat yang menangis itu tak habis-habisnya menunggu-nunggu, mengharap-harapkan, datangnya pertolongan. Sebagaimana orang yang dalam kegelapan tak berhenti-berhentinya menunggu-nunggu dan mengharap-harap. "Kapan, kapankah matahari terbit?" (Soekarno, 1930), dalam bukunya Indonesia Menggugat.
Bila mengikuti alur ramalan Prabu Sri Jayabaya tentang keadaan Nusantara, di suatu masa di masa datang, akan ada suatu masa yang penuh bencana. Gunung-gunung akan meletus, bumi berguncang-guncang, laut dan sungai akan meluap. Ini akan menjadi masa penuh penderitaan. Masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian. Masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik akan tertindas.
Tetapi, setelah masa yang paling berat itu akan datang zaman baru. Zaman yang penuh kemegahan dan kemuliaan. Zaman keemasan nusantara. Dan, zaman baru itu akan datang setelah datangnya sang "Ratu Adil" atau Satrio Piningit.
Banyaknya berbagai bencana dan persoalan bangsa Indonesia yang datang dan pergi silih berganti apakah pertanda bahwa bangsa Indonesia tengah memasuki suatu masa yang disebut zaman "Kala Bendhu". Suatu zaman yang digambarkan dengan kekacauan dan pengrusakan yang demikian dahsyat. Kedahsyatan itu sering pula dinamakan dengan masa "Goro-goro" yang digambarkan dengan "bumi gonjang-ganjing langit kelap-kelap", bumi mengalami kegoncangan yang dahsyat hingga langit menjadi tergetar.
Suatu masa yang disebut zaman "Kala Bendhu" atau "Goro-goro" ini sebagai awal akan datangnya suatu zaman keemasan dengan datangnya seorang pemimpin yang disebut "Ratu Adil" atau Satrio Piningit. Membawa Bumi Nuswantoro atau Musantara ke masa kejayaan, di mana kebenaran akan jaya: "suro diro joyodiningrat lebur dening pangastuti" atau "semua angkara murka atau tindak kejahatan akan kalah dengan keluhuran budi", dan dalam terminologi Islam disebut: "idza jaal haqqu wazahaqal bathil, innal batila kana zahaqu".
Ratu Adil atau Satrio Piningit
Kita mungkin dengan diam-diam atau bahkan dengan terbuka berharap kelak Bangsa Indonesia akan dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki berbagai keutamaan yang oleh kepercayaan masyarakat Jawa disebut "Ratu Adil" atau Satrio Piningit.
Kelak akan datang seorang "Ratu Adil" atau Satrio Piningit yang akan membawa keadilan dan kesejahteraan serta mengangkat derajat dan martabat manusia (versi Jayabaya). Akan muncul pemuda pilihan Tuhan dari tanah suci yang menaklukkan bumi di seluruh bagian barat dan timur (versi Nostradamus). Akan hadir keturunan Nabi yang nama dan gelarnya seperti Nabi yang menerangi bumi dengan keadilan. Kerajaannya menyerupai Nabi Sulaiman dan Iskandar Zulkarnain (versi Hadeis).
Sifatnya yang lemah lembut, penuh perasaan, dan kasih sayang layaknya seorang ratu yang memerintah. Sifatnya yang juga adil dalam menjalankan hukum dan persamaan derajat membuat dia disebut sebagai "Ratu Adil" karena dia adalah keadilan itu sendiri.
Istilah "Ratu Adil" atau Satrio Piningit baru dikenal pada zaman pujangga Kraton Mataram di Surakarta. Pada sekitar tahun 1830-1873 Masehi meskipun sebelumnya telah ada Jangka Tanah Jawa yang merupakan mahakarya Prabu Sri Jayabaya pada masa keemasannya di Kerajaan Kediri (1135-1157 M).
Prabu Sri Jayabaya menyebut dalam ramalannya: "marga sirapih, rawuhnya, nata ginaib sanyata, wiji sijilane utama, ingapuran naranata, kang kapisan, karanya, adenge tanpa sarana, nagdom, makduming srinata, sonya rutikedannya". Artinya: kedatangan pemimpin baru tidak terduga. Seperti muncul secara gaib dan mempunyai sifat-sifat utama.
Munculnya yang tidak terduga dan sifat-sifat keutamaan pemimpin baru yang dalam Jangka Tanah Jawa Jayabaya diyakini akan mengakhiri zaman "Kolo Bendhu". Besar kemungkinan oleh R Ng Ronggowarsito dicoba untuk dihadirkan sosoknya secara lebih jelas dengan mengartikannya sebagai "Ratu Adil" atau Satrio Piningit dengan berbagai sifat-sifat keutamaannya.
Segala sifat adil "Ratu Adil" atau Satrio Piningit yang berarti satria yang masih tersembunyi itu digambarkan oleh R Ng Ronggowarsito sebagai tunjung putih semune pudhak sinumpet. Artinya, tokoh yang masih suci bagaikan bunga teratai putih yang harum semerbak laksana bunga pandan yang tersembunyi di kelebatan daunnya.
"Ratu Adil" atau Satrio Piningit sebagaimana dimaksud dalam Jangka Tanah Jawa Prabu Sri Jayabaya --R Ng Ronggowarsito tersebut digambarkan serba sempurna. Keadilan dan kebijaksanaannya bisa diterima semua kalangan. Seperti tersirat pada penjelasan R Ng Ronggowarsito berikutnya: "wadya punggawa sujud sadya, tur padha rena prentahe". Artinya, rakyat dan para pembesar dengan senang hati menerima segala keputusannya dan tunduk terhadap perintahnya.
R Ng Ronggowarsito mempertegas lagi dengan mengatakan, "Ratu Adil" atau Satrio Piningit itu tak membebani kehidupan rakyatnya. Sebagaimana tersurat pada bait ramalan selanjutnya, "wong deso iku wedale kang duwe pajak sewu pan sinuda dening narpati mung metu satus dinar". Artinya, pajak yang dibebankan kepada rakyat dikurangi dari seribu menjadi hanya seratus dinar.
"Ratu Adil" atau Satrio Piningit diramalkan akan muncul secara tak terduga ketika zaman dalam keadaan kacau atau zaman "Kolo Bendhu", dan membuka zaman baru, "Kolo Subo". Ramalan ini telah pula disebutkan dalam Jangka Tanah Jawa Prabu Sri Jayabaya dalam bait "saking marmaning Hyang Sukma, zaman kolobendhu sirna, sinalinan jamanira, mulyaning jenengan nata, ing kono raharjaniro, karaton ing Tanah Jawa mamalaning bumi sirna, sirep dur angkara murka". Artinya: atas kehendak Tuhan, zaman kolobendhu hilang berganti zaman kemakmuran, hilang kutukan bumi dan angkara murka mereda. R Ng Ronggowarsito menyebut zaman Kolo Bendhu dengan zaman edan dalam serat kalatidha.
Label:
Novel dan Cerita,
Semua Buku
DETAIL
ORDER
![]() |
ZAMAN EDAN RANGGAWARSITA
Rp 45.000
PEMESANAN
085768163692
|
Detail Buku
Judul |
ZAMAN EDAN RANGGAWARSITA; Menaklukkan Hawa Nafsu Dizaman Tak Menentu
|
No. ISBN |
9789791683838
|
Penulis | Agus Wahyudi |
Penerbit | Narasi |
Tanggal terbit | April 2014 |
Jumlah Halaman | 226 |
Berat Buku | |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | 14 x 20 cm |
Kategori | Seri |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Amenangi
zaman edan
ewuh boya ing pambudi
melu edan nora tahan
yen tan melu anglakoni boya keduman melik
kaliren wekasanipun
Dilalah kersaning Allah
sabegja-begjane wong kang lali
luwih begja wong kang elinglan waspada
ewuh boya ing pambudi
melu edan nora tahan
yen tan melu anglakoni boya keduman melik
kaliren wekasanipun
Dilalah kersaning Allah
sabegja-begjane wong kang lali
luwih begja wong kang elinglan waspada
Ungkapan 'zaman edan' atau
kalatidha ini memiliki makna yang hampir sepadan dengan istilah 'zaman akhir'
dalam keyakinan Islam untuk menyebut zaman yang sudah mendekati hari kiamat.
Apa pun istilahnya, hampir semua orang Jawa sepakat bahwa saat ini sudah
memasuki zaman edan sehingga kewaspadaan tingkat tinggi mutlak diperlukan agar
diri selalu ingat dan waspada, ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan waspada terhadap kondisi
zaman yang terus bergulir.
Label:
Novel dan Cerita,
Semua Buku
DETAIL
ORDER
![]() |
PETRUK DADI RATU; Polah Tingkah Penguasa yang Tidak Mampu Rp 45.000 PEMESANAN 085768163692 |
Detail Buku
Judul | PETRUK DADI RATU; Polah Tingkah Penguasa yang Tidak Mampu |
No. ISBN | 9789791683678 |
Penulis | Suwardi Endraswara |
Penerbit | Narasi |
Tanggal terbit | April - 2014 |
Jumlah Halaman | 184 |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Seri Ramalan Sang Pujangga Nusantara |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
"Petruk, jika kau menjadi raja, akan berubah perwatakanmu, irung dawa kowe thukmis. Tangan dawa mretandhani bakat koruptor. Weteng mlenthu, kowe ratu sing tamak. Truk, baiknya kau tetap jadi panakawan. Hidung panjang, tanda tajam penciumanmu. Karena itu kau cerdas menunjukkan benar dan kesalahan bendara. Tangan panjang, pertanda kau terampil menolong. Perut besar, menunjukkan mampu mewadahi yang jelek dan baik, sebagai ajaran hidup."
(Turiyo Ragilputra, Penggurit dan Cerpenis Jawa, Guru, tinggal di Ambal Kebumen)
"Jika Anda membaca buku ini, seperti sedang menyoroti soal kehidupan masa kini. Di tengah-tengah bangsa yang sedang mengalami krisis kepemimpinan, dibutuhkan Petruk. Petruk Dadi Ratu memang sebuah fenomena yang ada saat ini di dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang mengalami sebuah 'kebingungan' menentukan arah dan tujuan. Berbagai kisah tentang Petruk bisa sebagai bahan renungan bagi para pembaca buku ini, serta mengingatkan pimpinan negeri ini yang semakin lupa diri. Namun yang menjadi pemikiran apakah Petruk mampu menjadi raja di sebuah negara korup walaupun orang itu sudah 'metruk' (menjadi Petruk atau menyerupai bahkan mirip Petruk)? Buku Petruk Dadi Ratu ini patut dibaca sebagai cermin diri."
(Titik Renggani, S.E., M.M., Dramawan, Penyiar RRI Nusantara II Yogyakarta)
"Petruk, apa kata dunia? Ketika para pelawak jadi anggota legislatif serta artis jadi pejabat eksekutif, hanya dianggap dagelan. Dagelan politik. Ketika Enthus Susmono jadi Bupati Tegal, ternyata Petruk Dadi Ratu bukan hanya mimpi, ya? Lalu, apa kata Petruk...? Well Kedhuel(ka)Beh. Para pembuat lakon dan lelakon negeri memang huebaaat tenan."
(Joko Budhiarto, Budayawan, Ketua Pepadi Kulon Progo, Redpel Kedaulatan Rakyat)
Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum lahir di Kulon Progo, 3 April 1964. Belajar sastra dan budaya Jawa di IKIP Yogyakarta, selesai tahun 1989. Sejak itu, dipercaya menjadi staf pengajar di almamaternya, yang sekarang menjadi program studi Pendidikan Bahasa Jawa, FBS UNY. Tanggal 17 Maret 2011 telah menyelesaikan S3 di UGM, dengan memperdalam teks-teks mistik kejawen. Prestasi yang pernah diraih , juara II menulis novel Yayasan Citra Pariwara Jateng berjudul Suket Teki; juara II Lomba Menulis Cagar Budaya, juara harapan I Lomba Artikel Koran Pusat Bahasa Jakarta, dosen berprestasi tingkat nasional (2005), penerima hadiah sastra Rancage 2006. Menjadi pembicara di berbagai universitas, seperti Universitas Kebangsaan Malaysia, UNS, UGM, Unesa, Unes, Univet, Brunei, Sulawesi Tenggara, Bangka, dan sebagainya.
Label:
Agama,
Filsafat dan Idiologi,
Semua Buku
DETAIL
ORDER
![]() |
ARTIKULASI POLITIK SANTRI; Dari Kyai Menjadi Bupati
Rp. 67.000,-
PEMESANAN
085768163692 |
Judul | ARTIKULASI POLITIK SANTRI; Dari Kyai Menjadi Bupati |
No. ISBN | 7986022292623 |
Penulis | Dr. Nurul Azizah |
Penerbit | Pustaka Pelajar |
Tanggal terbit | 2014 |
Jumlah Halaman | 287 |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Seri Sosial Politik - Dunia Pesantren |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Label:
Agama,
Filsafat dan Idiologi,
Semua Buku
DETAIL
ORDER
![]() |
Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat
Rp. 75.000,-
PEMESANAN
085768163692 |
Judul | Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat |
No. ISBN | 978-602-198056-5 |
Penulis | Martin Van Bruinessen |
Penerbit | Gading Publishing |
Tanggal terbit | Juli 2012 |
Jumlah Halaman | 626 |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Seri Sosial Politik - Dunia Pesantren |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Kitab kuning dikenal sebagai salah satu
cirri utama dunia pesantren, khazanah intelektual klasik yang ditulis sejak
abad pertengahan dan dipelajari hingga kini. Seseorang disebut 'kiai' atau
tamat dari belajar di pesantren jika, di antaranya, telah dianggap menguasai
sejumlah literatur kitab kuning ini, mulai fikih, tauhid, hingga tasawuf.
Itulah sebabnya orang harus menghabiskan masa bertahun-tahun dari satu
pesantren ke pesantren lain untuk mempelajari.
Apa yang dianggap sebagai 'subkultur'
pesantren diyakini turun dari ajaran-ajaran yang termaktub dalam kitab kuning,
yang bertemu dengan tradisi-tradisi lokal. Sebagai contoh, sebutan 'Gus'
sebagai penghormatan terhadap anak kiai adalah ajaran etika yang termaktub
dalam suatu kitab kecil yang bertemu dengan tradisi lokal 'Jawa' untuk
menghormati anak seorang guru/petinggi.
Melalui buku ini, Martin van Bruinessen
mengungkapkan kitab-kitab kuning apa saja yang diajarkan di pesantren-pesantren
di Nusantara, bagaimana dia diajarkan, bagaimana penafsirannya, apa materinya,
dan sebagainya. Di lain pihak, Martin menghubungkan kitab kuning ini dengan
dunia pesantren itu sendiri dan dunia tarekat.
Buku Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat ini adalah revisi dari buku yang terbit pertama sekitar 20 tahun lalu dan telah mengalami cetak ulang berkali-kali. Dalam edisi ini, Martin menambahkan sejumlah data dan telaah terbaru. Buku yang telah menjadi klasik di bidangnya ini merupakan buah minat dan ketekunan Martin selama hampir 20 tahun sebagai pengajar dan peneliti sosial, khususnya dunia pesantren, di Indonesia.yang membicarakan hubungan antara kitab kuning, pesantren dan tarekat di Indonesia
Label:
Agama,
Filsafat dan Idiologi,
Semua Buku
DETAIL
ORDER
![]() |
RETHINKING PESANTREN
Rp. 35.000
PEMESANAN
085768163692
|
Detail Buku
Judul | Rethinking Pesantren |
No. ISBN | 9786020237619 |
Penulis | Dr. H. Nasaruddin Umar, MA |
Penerbit | Quanta, Elex Media |
Tanggal terbit | April 2014 |
Jumlah Halaman | 160 |
Berat Buku | 175 gram |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | 140 x 210 |
Kategori | Seri Sosial Politik - Dunia Pesantren |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Radikalisme yang baik
disengaja atau tidak- mengatasnamakan islam, telah banyak mencemarkan nama baik
islam di mata dunia, khusunya di bumi nusantara. Bahkan peristiwa tersebut
menjadi penyebab utama terhadap munculnya kelompok-kelompok islam phobia yang
anti islam. Hal ini secara otomatis memiliki efek domino terhadap stigma
negatif -khusunya dalam persfektif Barat- terhadap apa pun yang berkaitan erat
dengan islam termasuk di antaranya dunia pendidikan islam.
Pesantren sebagai
basis utama pendidikan islam di indonesia yang telah berdiri semenjak ratusan
abad yang lalu, setelah terungkapnya beberapa teroris yang alumni
pesantren-pesantren seringkali menjadi target bullying kedengkian media Barat.
Pesantren seringkali dianggap sebagai sarang teroris yang mengajarkan kebencian
bukan cinta kasih, kegalakan dan bukan kelembutan. Ditambah lagi, media massa
Barat yang seolah berlomba-lomba menggambarkan islam sebagai “sarang teroris,
pusara kedengkian, anti-Barat, dan anti demokrasi”, pada akhirnya masyarakat
islam dunia pun (pesantren khususnya) lenyap ditelan citra negatif itu.
Label:
Filsafat dan Idiologi,
Semua Buku
DETAIL
ORDER
![]() |
EKOPESANTREN; Bagaimana Merancang Pesantren Ramah Lingkungan
Rp. 87.000
PEMESANAN
085768163692
|
Detail Buku
Judul | EKOPESANTREN; Bagaimana Merancang Pesantren Ramah Lingkungan |
No. ISBN | 978-979-461-845-5 |
Penulis | Fachruddin Mangunjaya |
Penerbit | YOI |
Tanggal terbit | 2014 |
Jumlah Halaman | 256 |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Seri Sosial Politik - Dunia Pesantren |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Pondok pesantren di
Indonesia merupakan “icon” pendidikan Islam yang telah terbukti mampu
memberikan wajah dan nuansa politik, sosial, ekonomi, dan perubahan bagi
masyarakat Indonesia. Dari pesantrenlah banyak bermunculan pelopor-pelopor
pemimpin Islam yang bukan saja terbukti mampu menjadi pemimpin umat dan bangsa.
Pondok pesantren banyak melakuan aksi-aksi lingkungan hidup yang dapat menjadi
pelajaran bagi pesantren yang lain, dan dapat berkontribusi pada pelestarian
lingkungan. Tetapi bagaimana agar pesantren dapat menjadi kontributor pada aksi
lingkungan hidup secara terukur, termonitor, dan dapat dievaluasi?
Di samping
menyajikan secara teoritis tentang kearifan Islam dalam memelihara lingkungan,
buku ini juga memberikan solusi program-program aksi konservasi dan lingkungan
hidup yang dapat digerakkan melalui “basis pesantren ramah lingkungan”, yang
berpengaruh pada masyarakat yang lebih luas.
Bagi yang berminat pada buku EKOPESANTREN; Bagaimana Merancang Pesantren Ramah Lingkungan , kami melayani paket order. silahkan hubungi no. kontak 085756777030/ 082216130771
Label:
Agama,
Sejarah,
Semua Buku
DETAIL
ORDER
![]() |
SEJARAH ISIS DAN ILLUMINATI Rp 85.000 PEMESANAN 085768163692 |
Detail Buku
Judul | Sejarah Isis dan Illuminati |
No. ISBN | 978-602-76-8980-0 |
Penulis | Yusep Rafiqi |
Penerbit | Phoenix |
Tanggal terbit | Agustus - 2014 |
Jumlah Halaman | Ufuk Publishing House |
Berat Buku | 372 |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Edisi Sosial - Politik - Keagamaan |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
BENARKAH AL-BAGHDADY KETURUNAN
RASULULLAH? BENARKAH GENOCIDA YANG DILAKUKAN ISIS ADALAH CARA UNTUK MENAMBAH
KEKUATAN HITAM? APA SAJA TANDA-TANDA ILLUMINATI DI TIMUR TENGAH?
Kedekatan banyak negara Arab kepada
Zionis pasti Anda sudah tahu, tapi tahukah Anda bahwa banyak pemimpin Arab yang
sudah bersumpah setia kepada Illuminati? Tujuan mereka adalah SEGERA
menciptakan kerusuhan besar-besaran di muka bumi agar PEMERINTAHAN SATU DUNIA
yang akan mengambil-alih kontrolnya. ironisnya, sahabat Nabi (Ali bin Abi
Thalib ra) sudah meramalkan gerakan radikal, brutal dan tanpa toleransi yang
disebut ISIS. Inilah momok menakutkan akhir zaman. Seperti apakah ramalannya?
Buku ini menjelaskan secara filosofi antara ISIS dan pengaruh Illuminati di dalamnya. Termasuk mendudukkan persoalan bahwa ISIS bukanlah bagian dari umat Islam dan al-Baghdady (Pemimpin ISIS) bukanlah keturunan Rasulullah saw. Siapkah Anda membaca kenyataan dalam buku ini yang akan membuat Anda menelan pahit air liur Anda?
Ahmad Y. Samantho menuliskan kepada Anda pengetahuan yang mungkin tidak banyak orang yang mau mengungkapkan.
Buku ini menjelaskan secara filosofi antara ISIS dan pengaruh Illuminati di dalamnya. Termasuk mendudukkan persoalan bahwa ISIS bukanlah bagian dari umat Islam dan al-Baghdady (Pemimpin ISIS) bukanlah keturunan Rasulullah saw. Siapkah Anda membaca kenyataan dalam buku ini yang akan membuat Anda menelan pahit air liur Anda?
Ahmad Y. Samantho menuliskan kepada Anda pengetahuan yang mungkin tidak banyak orang yang mau mengungkapkan.
TENTANG PENULIS
Label:
Filsafat dan Idiologi,
Semua Buku
DETAIL
ORDER
![]() |
MATA AIR KETELADANAN Rp. 120.000,-
PEMESANAN
085768163692
|
Judul | MATA AIR KETELADANAN |
No. ISBN | 9789794338308 |
Penulis | Yudi Latif |
Penerbit | Mizan |
Tanggal terbit | Maret 2014 |
Jumlah Halaman | 672 |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Seri Sosial Politik Kebangsaan |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
“Buku ini merupakan kelanjutan dari buku Yudi Latif sebelumnya, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila (2011). Baik dalam buku pertama tentang pendalaman aspek sejarah, rasionalitas dan aktualitas Pancasila maupun buku kedua tentang keteladanan para tokoh bangsa baik mereka yang sudah almarhum maupun yang masih aktif seperti Jokowi dan Rismaharini, Yudi Latif menunjukkan kedalaman analisis, lengkapnya referensi pustaka dan keseriusan komitmennya sebagai ilmuwan sekaligus aktivis. Yudi menjabarkan ‘Pancasila sebagai ideologi terbuka’-nya N. Driyarkara. Menawarkan keteladanan tokoh-tokoh berkarakter, terkategorisasi dalam kelima sila masing-masing. Merekalah sumber mata air keteladanan Pancasila dalam perbuatan. Pembinaan dan pengembangan karakter tidak hanya dalam pengetahuan, tetapi dalam perbuatan. Merekalah sosok-sosok yang menghargai perbedaan, manusiawi dan santun, mencintai tanah airnya, demokratis, adil dan solider.”
“Di tengah wacana krisis keteladanan dan etika moral Pancasila, buku ini seolah ingin membuka mata hati dan pikiran kita terhadap berbagai teladan dan perilaku Pancasila yang sesungguhnya ada di hadapan kita. Kejelian dan ketekunan Yudi Latif sebagai penulis mampu mengungkap keteladanan para tokoh masyarakat, mulai zaman kemerdekaan hingga era Reformasi, secara gamblang. Penyajian dan uraian mendalam dengan penekanan aspek afektif dan konatif (tindakan), tentang berbagai tindakan para tokoh ternama maupun tokoh yang terabaikan oleh publikasi, telah memberikan ilustrasi penuh makna betapa implementasi keteladanan dan moral Pancasila sesungguhnya ada dan bertebaran di sekeliling kita, namun tertutup oleh arogansi sikap dan warta skandal.
Buku ini ibarat mata air di tengah padang pasir yang dapat menghapus sikap sinis yang berkembang sekaligus membangkitkan kembali optimisme terhadap keteladanan dan moral Pancasila yang didambakan masyarakat luas. Bagi kalangan muda, mulai dari pelajar hingga mahasiswa yang haus dan merindukan sikap keteladanan, buku ini layak dijadikan inspirasi untuk pengembangan pribadi, watak dan karakter yang sejalan dengan moral Pancasila sesungguhnya. Penulis telah membuktikan bahwa keteladanan dan moral Pancasila belum sirna dari bumi Nusantara tercinta. Kita hanya perlu mengembangkan kepedulian dan cermat mengamati serta menilai secara jujur tanpa prasangka terhadap berbagai dinamika lingkungan yang berkembang seperti yang diungkapkan penulis dalam buku ini.”
—Prof. Dr. Budi Susilo Soepandji,
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional RI
Label:
Filsafat dan Idiologi,
Semua Buku
DETAIL
ORDER
![]() |
NEGARA PARIPURNA - Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila Rp. 155.000
PEMESANAN
085768163692
|
Detail Buku
Judul | NEGARA PARIPURNA - Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila |
No. ISBN | 978-979-22-6947-5 |
Penulis | Yudi Latif |
Penerbit | Gramedia |
Tanggal terbit | 2011 |
Jumlah Halaman | 698 |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Seri Sosial Politik Kebangsaan |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Langganan:
Postingan (Atom)
Buku Bekas
- Bekas (15)
buku baru
- Semua Buku (108)
- Filsafat dan Idiologi (27)
- Novel dan Cerita (20)
- Agama (16)
- Bekas (15)
- Sejarah (9)
- Sejarah Islam dan Nusantara (8)
- Sosial dan Budaya (7)
- Ketuhanan (5)
- Motivasi (3)
- NU dan MU (3)
- Ilmu dan Teknologi (2)
- Kesehatan dan Kuliner (2)
- Pendidikan (2)
- Politik dan hukum (2)
- Humor (1)