BEST SELLER
Information
Untuk Pemesanan Bisa menghubungi
085768163692
pin.BB : 22CDABDB
085768163692
pin.BB : 22CDABDB
About Me
Followers
Label:
Agama,
Filsafat dan Idiologi,
Semua Buku
IBRAHIM PERNAH ATHEIS Rp 55.000 PEMESANAN 085768163692 08990808774 |
Detail Buku
Judul | IBRAHIM PERNAH ATHEIS |
No. ISBN |
-
|
Penulis | Agus Mustofa |
Penerbit | Padma Press |
Tanggal terbit | Desember - 2014 |
Jumlah Halaman | 272 |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Edisi Diskusi Tasawwuf Modern |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Ada tertulis
di dalam firman, "Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik pada
sosok seorang Ibrahim bagi dan orang-orang yang menyertainya".. lebih
dari itu bahkan figur seorang Ibrahim Tuhan abadikan menjadi salah satu
nama surat dalam firmanNya tepatnya surat Ibrahim (surat ke14 dalam
susunan urutan surat-surat al-Qur'an).
Dalam masalah konsistensi ketauhidan kepada Tuhan, Ibrahim merupakan contoh terbaik bagi umat manusia. Ada banyak ayat yang menyatakan bahwa Ibrahim sosok yang paling konsisten bertauhid kepada Tuhan. Ia bukanlah seorang Yahudi ataupun Nasrani tetapi ia adalah insan yang senantiasa berserah diri dan tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam.
Namun dibalik ketauhidan sosok Ibrahim yang mendapat predikat pujian dari Tuhan, Ibrahim ternyata pernah menjadi seorang atheis. ia pernah "terjebak" pada pencarian akan eksistensi Tuhan. Kisah pencarian akan Tuhan ini diabadikan didalam al-Quran dimana dalam pencariannya ia pernah mengalami guncangan batin yang luar biasa. Ibrahim menemukan tuhan karena proses pencarian melalui alam semesta dan pembuktian langsung. ia terus mencari dan mencari keberadaan Tuhan melalui proses makro maupun mikro cosmos yang terjadi pada alam semesta.
Pada awalnya ketika malam tiba, Ibrahim melihat Bintang, ia mengira bahwa itulah Tuhan. Namun ketika bintang menghilang menjelang pagi, pudarlah keyakinanya pada bintang sebagai Tuhan. Kemudian datanglah bulan, ia pun mengira bahwa bulan adalah Tuhan karena ukurannya yang lebih besar dan cahaya yang terang, namun demikian halnya nasib bintang, bulan pun lenyap ketika fajar mulai menyingsing. Akhirnya munculllah matahari yang luar biasa menawan, terang menyinari seluruh alam. Ibrahim bergumam, inilah pasti Tuhan yang sebenarnya. Pagi, siang, sore berlalu hingga malam menghinggapi jagat semesta dan akhirnya matahari pun tenggelam sehingga membuat Ibrahim menjadi kecewa dengan Tuhan yang tenggelam.
Itulah Ibrahim yang mencari Tuhan pertama kali melalui proses inderawi, menyimak dan menyaksikan kejadian (fenomena) alam hingga pada akhirnya ia mendapatkan Tuhan pencipta alam semesta yang tidak bisa didekte oleh dimensi ruang dan waktu karena dialah yang menciptakan itu semua. Ibrahim memadukan sisi intelektualitas dengan logika batinnya sehingga berakhir pada keyakinan mantap tentang Tuhan penguasa alam semesta.
Buku ini mengisyaratkan bahwa didalam proses mencari kebenaran akan eksistensi Tuhan adalah sangat dimungkinkan diawali dengan sebuah keraguan. Namun, keraguan tersebut harus dilanjutkan dengan adanya upaya keras didalam mencari kebenaran yang sejati. Bukan keraguan yang dilandasi dengan sikap sombong, acuh tak acuh dan merasa sudah tahu akan Tuhan.
Dalam masalah konsistensi ketauhidan kepada Tuhan, Ibrahim merupakan contoh terbaik bagi umat manusia. Ada banyak ayat yang menyatakan bahwa Ibrahim sosok yang paling konsisten bertauhid kepada Tuhan. Ia bukanlah seorang Yahudi ataupun Nasrani tetapi ia adalah insan yang senantiasa berserah diri dan tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam.
Namun dibalik ketauhidan sosok Ibrahim yang mendapat predikat pujian dari Tuhan, Ibrahim ternyata pernah menjadi seorang atheis. ia pernah "terjebak" pada pencarian akan eksistensi Tuhan. Kisah pencarian akan Tuhan ini diabadikan didalam al-Quran dimana dalam pencariannya ia pernah mengalami guncangan batin yang luar biasa. Ibrahim menemukan tuhan karena proses pencarian melalui alam semesta dan pembuktian langsung. ia terus mencari dan mencari keberadaan Tuhan melalui proses makro maupun mikro cosmos yang terjadi pada alam semesta.
Pada awalnya ketika malam tiba, Ibrahim melihat Bintang, ia mengira bahwa itulah Tuhan. Namun ketika bintang menghilang menjelang pagi, pudarlah keyakinanya pada bintang sebagai Tuhan. Kemudian datanglah bulan, ia pun mengira bahwa bulan adalah Tuhan karena ukurannya yang lebih besar dan cahaya yang terang, namun demikian halnya nasib bintang, bulan pun lenyap ketika fajar mulai menyingsing. Akhirnya munculllah matahari yang luar biasa menawan, terang menyinari seluruh alam. Ibrahim bergumam, inilah pasti Tuhan yang sebenarnya. Pagi, siang, sore berlalu hingga malam menghinggapi jagat semesta dan akhirnya matahari pun tenggelam sehingga membuat Ibrahim menjadi kecewa dengan Tuhan yang tenggelam.
Itulah Ibrahim yang mencari Tuhan pertama kali melalui proses inderawi, menyimak dan menyaksikan kejadian (fenomena) alam hingga pada akhirnya ia mendapatkan Tuhan pencipta alam semesta yang tidak bisa didekte oleh dimensi ruang dan waktu karena dialah yang menciptakan itu semua. Ibrahim memadukan sisi intelektualitas dengan logika batinnya sehingga berakhir pada keyakinan mantap tentang Tuhan penguasa alam semesta.
Buku ini mengisyaratkan bahwa didalam proses mencari kebenaran akan eksistensi Tuhan adalah sangat dimungkinkan diawali dengan sebuah keraguan. Namun, keraguan tersebut harus dilanjutkan dengan adanya upaya keras didalam mencari kebenaran yang sejati. Bukan keraguan yang dilandasi dengan sikap sombong, acuh tak acuh dan merasa sudah tahu akan Tuhan.
yang minat order silahkan hubungi 085768163692
Semoga bermanfaat
-Salam Toko Online-
Semoga bermanfaat
-Salam Toko Online-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku Bekas
- Bekas (15)
buku baru
- Semua Buku (108)
- Filsafat dan Idiologi (27)
- Novel dan Cerita (20)
- Agama (16)
- Bekas (15)
- Sejarah (9)
- Sejarah Islam dan Nusantara (8)
- Sosial dan Budaya (7)
- Ketuhanan (5)
- Motivasi (3)
- NU dan MU (3)
- Ilmu dan Teknologi (2)
- Kesehatan dan Kuliner (2)
- Pendidikan (2)
- Politik dan hukum (2)
- Humor (1)
0 Koment:
Posting Komentar